SELAMAT DATANG DI BLOG DOJANG TAEKWONDO WIJAYA KUSUMA.................WALAUPUN KAMI KECIL TAPI KAMI PUNYA SEMANGAT YANG BESAR UNTUK BERLATIH MENUJU PRESTASI TERBAIK...................SELAMAT DATANG DI BLOG DOJANG TAEKWONDO WIJAYA KUSUMA.................JAYA...JAYA.....SELALU
SELAMAT DATANG
Blog Dojang Taekwondo Wijaya Kusuma yang merupakan Unit latihan Taekwondo di bawah naungan CLub International Taekwondo Academy (ITA) berhaluan World Taekwondo Federation (WTF) Kukkiwon Korea Selatan dan berinduk pada PB TI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia). Dojang TKD Wijaya Kusuma terletak di Perumahan Citra Indah Cluster TNI AL Bukit Wijaya Kusuma Jonggol. Blog ini sengaja kami buat dengan tujuan sebagai media komunikasi & interaktif bagi seluruh pengurus dan anggota Dojang Takewondo Wijaya Kusuma serta komunitas Seni Bela Diri Taekwondo sekaligus sebagai arsip kegiatan Dojang Wijaya Kusuma. Blog ini berisikan tentang rangkuman materi Taekwondo yang diberikan pada saat latihan dan materi yang diadopsi dari berbagai situs web maupun blog yang ada di Internet dengan tujuan sebagai penyeragaman teknik serta turut memajukan dan mengembangkan TAEKWONDO Indonesia. Kami terbuka bagi kritik, saran & masukan yang membangun untuk seluruh komunitas bela diri Taekwondo demi kemajuan di masa yang akan datang. Semoga Blog ini dapat bermanfaat bagi seluruh keluarga besar Taekwondo Indonesia. Bravo Taekwondo

Senin, 06 Agustus 2012

PEMBINAAN MENTAL UNTUK ATLET USIA DINI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBgPyZSGzFn7Gtj80KqBphNf77OYpaC0IP2hq8npYHLxgXJZm8ZTof4TLrpp8xZ9iO0FpHgZLdzt6SIuHhaToQgrYy8n05Hj37O0dej3vnnCHl7Laku6YlcMvVmaMRvoOQtFnOqjiPpiI/ tkdwk.blogspot.com


PENDAHULUAN


Partisipasi anak usia dini di dalam bidang olahraga semakin terlihat, terbukti dengan semakin banyaknya dibuka klub-klub olahraga bagi anak usia Sekolah Dasar. Dalam institusi pendidikan pun semakin diperhatikan sarana dan prasarana kompetisi olahraga, bahkan sampai dengan kompetisi olahraga usia dini tingkat nasional.

Keterlibatan atlet usia dini dalam kompetisi olahraga ini tidak dapat terlepas dari keterlibatan orang dewasa sebagai pelatih, pembina maupun sebagai orangtua atlet. Oleh karena itu program pelatihan olahraga usia dini merupakan suatu sistem sosial yang kompleks.

Bagi kebanyakan anak, pengalaman pertamanya dalam aktivitas olahraga ditangani oleh pelatih yang belum berpengalaman atau bahkan seseorang yang profesinya bukan pelatih. Walaupun orang-orang tersebut menguasai teknik olahraga yang dilatihnya, namun jarang sekali dari mereka yang telah mengikuti pelatihan formal dalam menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi atlet usia dini. Dikhawatirkan, para pelatih ini hanya mengejar kemenangan, dimana hal ini sangat tidak mendidik terutama dalam konteks olahraga rekreasi dan mengasah keterampilan.

Dalam tulisan ini diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membina atlet usia dini, khususnya dari sudut psikologi olahraga dan psikologi kepelatihan, sehingga atlet memiliki bekal mental yang tangguh.






ASPEK PSIKOLOGIS YANG BERPERAN PADA ATLET USIA DINI

Seorang anak selalu mencari pengakuan dari orang dewasa akan kemampuan dirinya. Dalam melakukan aktivitas olahraga, pujian yang diberikan terhadap penampilan anak dapat mengembangkan aspek psikologisnya, seperti perasaan percaya diri, kegembiraan, harga diri, pengalaman merasakan mencapai tujuan, dan pengakuan dari teman sebaya. 

Sebaliknya, jika anak mendapatkan pengalaman yang negatif dalam berolahraga, maka aspek psikologisnya pun dapat berkembang secara negatif. Disini penilaian diri negatif, frustrasi, agresi dan aspek negatif lain dapat terlihat dengan jelas.

Setelah anak berusia 5 tahun, mereka mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Namun perlu diperhatikan disini, kompetisi dimaksud haruslah tetap berada dalam konteks bermain. Untuk mulai menerapkan olahraga yang memiliki aturan formal, sebaiknya tunggu sampai anak berusia 8 atau 9 tahun.
Dalam olahraga kompetitif, pemain bukan hanya berusaha mencapai targetnya, tapi juga berusaha mencegah lawan mencapai target mereka. Hal ini melibatkan konflik langsung yang seringkali diikuti dengan agresivitas dalam usahanya mencegah lawan mencapai sukses. 

Dalam prosesnya, jenis olahraga yang penontonnya dapat berteriak bebas, terutama pada olahraga beregu, bisa berdampak negatif terhadap perkembangan psikososial anak, terutama jika pelatih dan orangtua tidak dapat mengendalikan emosi pada saat pertandingan berlangsung. Hal ini biasanya terjadi karena terlalu menekankan untuk mencapai kemenangan. Oleh karena itu, orang dewasa yang terlibat dalam kompetisi olahraga atlet usia dini juga perlu mendapat pengetahuan dan pendidikan tentang pembinaan olahraga usia dini.

Pemahaman tentang target realistis yang bisa dicapai atlet usia dini perlu ditekankan. Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai atlet adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap atlet, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan.

Tujuan pelibatan anak dalam aktivitas olahraga, hendaknya mencakup:


  1. Memperkenalkan anak terhadap berbagai pengalaman olahraga,
  2. Meningkatkan keterampilan fisik,
  3. Meningkatkan kemampuan propriosepsi (perabaan selektif) dan atensi (merupakan faktor positif dalam belajar secara umum),
  4. Mengembangkan sosialisasi positif,
  5. Membangun perasaan memiliki kemampuan,
  6. Memupuk kepercayaan dan harga diri.
Untuk mendapatkan efek positif terhadap perkembangan psikologis dan sosialisasi anak, maka olahraga perlu diprogramkan dan disupervisi secara baik, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Menciptakan latihan yang aman meskipun beresiko,
  2. Memperhatikan pencapaian kepuasan akan penampilan,
  3. Membangun perasaan agar bekerja mencapai target yang ditentukan,
  4. Menetapkan peran spesifik individu,
  5. Menerapkan kepedulian terhadap peraturan permainan, serupa dengan terhadap peraturan sosial
  6. Menghargai dan menghormati lawan,
  7. Mempromosikan latihan olahraga yang teratur dan berjangka panjang untuk memelihara kesegaran jasmani.
Perlu juga diperlihatkan bukti-bukti kepada anak bahwa orang yang terlibat dalam olahraga dan belajar dengan baik, memiliki nilai akademis yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan aktivitas olahraga.

PERSIAPAN MENTAL PERTANDINGAN

Pada masa awal dimana orangtua, guru atau pelatih mendapatkan bahwa seorang anak memiliki minat atau bakat olahraga, maka mereka mendukungnya secara positif. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Oleh karena itu pelatihnya tidak perlu menekankan pada penguasaan teknik atau peraturan pertandingan. Pujian atau hadiah diberikan kepada usaha yang dilakukan anak, bukan terhadap hasil akhir. Disini perlu ditanamkan perasaan “mencapai sukses” bukan hanya sebagai juara, tetapi juga sebagai partisipan. Oleh karena itu, penting sekali di masa awal ini setiap partisipan dalam suatu kejuaraan bisa mendapatkan penghargaan.

Setelah anak mulai menyenangi bahkan “keranjingan” dengan olahraga yang dilakukannya, maka motivasi dan dedikasinya untuk lebih menguasai keterampilan olahraga tersebut akan lebih meningkat. Disini diperlukan pelatih yang lebih terampil dan memiliki hubungan positif dengan anak, sehingga sang anak bisa lebih mengembangkan keterampilan olahraganya dan semakin merasakan keterikatan dengan olahraganya tersebut.

Pada saat anak mulai tertarik untuk menekuni olahraga secara lebih serius, maka dukungan moral dan pengorbanan finansial dari orangtua untuk memenuhi kebutuhan latihan olahraga sangat diperlukan. Jika kebutuhan ini terpenuhi dan prestasi anak terus meningkat, maka anak akan beralih menjadi atlet. Pada tahap ini sebagian peran orangtua sudah diambil alih oleh pelatih maupun oleh si atlet itu sendiri karena ia sudah menjadi lebih mandiri.

Sebagai atlet cilik, persiapan mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya atlet perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya. Untuk itu beberapa latihan keterampilan psikologis (psychological skills training) seperti latihan relaksasi, latihan konsentrasi dan latihan imajeri perlu diajarkan. Hal ini diuraikan pada bagian terakhir.

PELATIH SEBAGAI PEMBINA MENTAL ATLET

Dalam pelatihan olahraga bagi atlet usia dini, cara pelatih merancang situasi latihan, cara pelatih menetapkan sasaran, serta sikap dan perilaku pelatih dalam kepelatihannya dapat mempengaruhi partisipasi anak ke dalam olahraga. Pelatih tidak hanya berperan dalam situasi olahraga, namun seringkali juga pelatih memiliki pengaruh terhadap aspek lain dalam kehidupan si anak. 

Demikian pentingnya peran pelatih dalam olahraga usia dini, karena itu pelatih sangat berperan sebagai pembina mental atlet usia dini.

Beberapa tips bagi pelatih dalam menangani atlet usia dini:
  1. Perlakukan setiap anak sama dengan anak lainnya. Berikan kesempatan yang sama kepada setiap anak dalam melakukan suatu aktivitas.
  2. Ciptakan suasana yang menggembirakan dalam berlatih maupun bertanding, sehingga minat dan motivasinya terhadap olahraga semakin meningkat.
  3. Bersabarlah; pada mulanya anak mungkin takut atau koordinasi motoriknya kurang, namun dengan pengarahan yang benar dan latihan yang berulang maka anak akan belajar.
  4. Usahakan setiap anak dapat melakukan gerakan olahraga dengan benar, karena hal ini penting bagi perkembangan keterampilan dan rasa kebanggaannya.
  5. Gunakan bahasa sederhana, jelas dan dapat dimengerti oleh anak.
  6. Kurangi rasa takut yang mungkin dimiliki anak dengan cara mengantisipasi dan mengurangi kecemasannya. Humor biasanya efektif.
  7. Jelaskan dan tunjukkan gerakan keterampilan olahraga yang benar secara cermat, sehingga anak mengerti apa yang harus mereka lakukan.
  8. Jelaskan gerakan keterampilan baru sedikit demi sedikit, sehingga anak dapat melihat urutan gerak yang benar.
  9. Ingatlah bahwa jika anak melakukan kesalahan, itu adalah hal yang wajar; dan itu berarti mereka sedang mencoba.
  10. Biarkan anak mengajukan pertanyaan; hal ini menunjukkan bahwa anak itu berpikir.
  11. Tunjukkan penghargaan terhadap anak; perlakukan mereka sedemikian rupa sehingga terkesan bahwa baik pelatih maupun yang dilatih itu sama-sama belajar.
  12. Bersikaplah positif dan yakinkan setiap pemain memiliki peran dalam tim, sehingga setiap anak merasa penting dan spesial.
  13. Rangsang anak agar mereka memiliki tokoh model; kenalkan mereka kepada tokoh-tokoh olahraga yang patut diteladani dan rangsang mereka agar memiliki minat untuk menyaksikan acara olahraga maupun menyimak berita olahraga.
Selain perlu mengetahui beberapa tips menangani atlet usia dini, pelatih pun perlu menghindari beberapa hal berikut ini:
  1. Hindari berteriak keras, berkata kasar atau membentak anak yang dilatih.
  2. Janganlah menonjolkan hal buruk seorang anak atau mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah dibuatnya; apalagi dilakukan di depan anak-anak lain.
  3. Hindari menghukum anak atas kesalahan gerak yang dibuatnya. Hukuman dalam hal ini akan membuat anak menarik diri atau menyerah. Jika anak membuat kesalahan gerakan, koreksi kesalahan tersebut dan demonstrasikan gerakan yang benar.
  4. Tidak perlu mengharapkan anak belajar dengan cepat. Kemampuan anak akan meningkat melalui latihan yang teratur.
  5. Jangan mengharapkan anak bermain seperti seorang profesional. Biarkan mereka menikmati dunia anak-anaknya sebagai bocah; mereka akan mahir secara bertahap.
  6. Hindari memperolok atau mempermainkan anak. Hal ini pada anak akan berdampak terhadap penghukuman diri sendiri.
  7. Tidak perlu membandingkan seorang anak dengan anak lainnya, apalagi dengan ‘jagoan’ di dalam tim.
  8. Janganlah mengabaikan anak kandung yang juga dilatih (walaupun dengan tujuan menghilangkan prasangka pilih kasih). Ingatlah, setiap anak dalam tim selalu menginginkan perhatian khusus dari pelatihnya.
  9. Janganlah mengkritik atau mencaci pelatih lain ataupun wasit, di hadapan anak didik. Hal ini akan membingungkan anak dan menghambat sportivitasnya.
  10. Hindari membuat latihan olahraga semata-mata sebagai kerja keras tanpa kegembiraan. Jika anak gembira dalam latihan, maka kemungkinannya ia bertahan dalam tim dan dalam olahraga tersebut akan lebih besar.
LATIHAN VISUALISASI UNTUK ANAK

Visualisasi atau imajeri dalam istilah psikologi olahraga merupakan suatu teknik membayangkan sesuatu di dalam pikiran yang dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai target, mengatasi masalah, meningkatkan kewaspadaan diri, mengembangkan kreativitas dan sebagai simulasi gerakan atau kejadian. Bagi seorang anak, aktivitas visualisasi sangat mudah mereka lakukan karena dalam kehidupan bermain anak sehari-hari, mereka seringkali melakukannya sebagai khayalan.

Sebelum melakukan latihan visualisasi, anak bisa diajak untuk melakukan relaksasi terlebih dahulu, dimana anak diminta berbaring dengan mata tertutup lalu mereka diminta menarik nafas panjang dan membuang nafas secara perlahan-lahan melalui mulut. Gerakan ini bisa juga diikuti dengan gerakan tangan supaya anak tidak lekas bosan. 

Setelah beberapa saat, latihan dilanjutkan dengan latihan visualisasi dimana anak diminta membayangkan suatu tempat atau suatu benda yang familiar dengan mereka, misalnya kamar tidur, binatang kesayangan, boneka atau apa saja. Lalu visualisasi dialihkan kedalam konteks olahraga, misalnya anak diminta membayangkan dirinya melakukan gerakan olahraganya. Sangatlah penting mereka membayangkan hal yang positif, gerakan yang benar, dan diakhiri dengan keberhasilan dan kepuasan. 



Oleh: Dra. Yuanita Nasution, M. App. Sc., Psi.*

*Penulis adalah psikolog olahraga, juga staf peneliti bidang Psikologi Olahraga dan Kesehatan di Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani DEPDIKNAS.




REFERENSI

Day, J. (1994). Creative visualization with children: A practical guide.
Brisbane: Element Books.

Nasution, Y. (2000). Aspek psikologis dalam pemanduan bakat olahraga. Dalam Garuda Emas; Rencana induk pengembangan olahraga
prestasi di Indonesia: Pemanduan dan Pembinaan Bakat Usia Dini (Buku 2). Jakarta: KONI.

Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Departemen Pendidikan
Nasional. (2005). Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih
Olahraga Usia Dini (naskah siap cetak).

Reigner, G., Salmela, J., & Russell, S.J. (1993). Talent detection and
development in sport. Dalam R.N. Singer, M. Murphey & L.K. Tennant (Eds.): Handbook of research on sport psychology (hal 290-313). New York: Macmillan.

Screiber, L.R. (1990). The parents guide to kids’ sports. Boston: Little
Brown & Company.

Watson, A.S. (1995). Children in sport. Dalam J. Bloomfield, P.A. Fricker,
K.D. Fitch (Eds.): Science and medicine in sports (hal 495-527).
Victoria, Aus: Blackwell Science.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Program Latihan Rutin

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam latihan Taekwondo :

1. Berdoa.
2. Ucap janji Taekwondo Indonesia
3. Streching
4. latihan:
- Pendahuluan
- Inti
- Variasi
- Permainan
5. Cooling Down
Materi Latihan  :
1.        Basic/dasar.
Gerakan basic atau dasar dalam Taekwondo berupa sikap kuda-kuda dan tangkisan.
a.     Kuda-KudaKuda-kuda adalah bagaimana posisi kaki kita dalam menopang badan kita. Dalam Taekwondo kuda-kuda berupa kuda-kuda pendek (Up Soogi), kuda-kuda panjang (Up Kubi), dan kuda-kuda L.
- Kuda-kuda Pendek (Up Soogi)
Posisi kuda-kuda pendek adalah layaknya orang yang berjalan biasa. Posisikan kaki normal/selebar bahu.
- Kuda-kuda Panjang (Up Kubi)
Posisi kaki dalam kuda-kuda panjang adalah posisi kaki yang depan ditekuk dan kaki belakang lurus. Jarak kedua kaki kurang lebih satu meter. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah posisi kedua kaki tidak sejajar, posisikan selebar bahu dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan.
- Kuda-kuda L
Posisi kaki seperti huruf L dengan membentuk sudut 90 derajat. Posisi kuda-kuda L sama seperti kuda-kuda Up Kubi, tetapi kaki belakang yang di tekuk, sedangkan kaki depan agak ditekuk sedikit. Beban tertumpu pada titik tengan antar kedua kaki.
NB:
- Posisi badan saat melakukan Up Soogi maupun Up Kubi adalah lurus mengahadap kedepan. Untuk melatih posisi tubuh agar lurus kedepan bisa dilakukan dengan melangkah dan posisi tangan berkacak pinggang. Cara ini dapat dilakukan pada awal latihan dan jika siswa sudah mampu menguasai posisi tubuh, latihan dilanjutkan dengan melangkah maju/mundur tanpa berkacak pinggang.

- Posisi badan untuk kuda-kuda L adalah serong 45 derajat.
          b.  Tangkisan.
Dalam Taekwondo tangkisan digunakan untuk mem-blok serangan lawan. Tangkisan berupa tangkisan bawah (Area), tengah (momtong), dan atas (Eogol). Tangkisan menggunakan tangan yang terdiri dari tangan bagian dalam (Un Palmok), dan tangan bagian luar (Bakat Palmok).
1)    Tangkisan Bawah.
Bakat Palmok Area Maki atau tangkisan bawah dengan menggunakan tangan bagian luar (bakat palmok). Berfungsi untuk melindungi kaki depan ataupun mem-blok serangan lawan dengan tangan.
Cara pengambilan:
- posisikan kaki sejajar dalam posisi siap (junbi).
- posisi tangan kanan lurus ke bawah, tangkisan diambil dengan menggunakan tangan kiri dari atas (kira-kira setinggi bahu) dengan posisi kepalan menghadap ke wajah.
- tarik tangan kiri ke bawah sepanjang tangan kanan diikuti dengan majunya kaki kiri dengan sikap kuda-kuda up kobi.
                  2)      Tangkisan Tengah.
         - Bakat Palmok Momtong An Maki
Tangkisan dari dalam keluar dengan menggunakan tangan bagian luar.
- Bakat Palmok Momtong Bakat Maki
Tangkisan dari luar ke dalam dengan menggunakan tangan bagian luar.
- An Palmok Momtong An Maki
Tangkisan dari dalam dengan menggunakan tangan bagian dalam.
- Bol Jumok Momtong An Maki
3)      Tangkisan Atas (Bakat Palmok Eogol Maki)
- tangkisan diatas kepala berfungsi untuk melindungi jidat dari pukulan ataupun tendangan. Menggunakan tangan bagian luar (bakat palmok)
NB: cara pengambilan diikuti oleh gerak tubuh yang berfungsi sebagai penambah efek hentakan dan tenaga.
2.    Tendangan.
Tendangan paling mendasar dalam Taekwondo adalah tendangan depan (Up Chagi) dan tendangan samping (Dolyo Chagi). Kedua tendangan ini kemudian akan dikembangan dengan berbagai variasi.
          a.     Up Chagi
Disebut juga dengan tendangan depan. Cara pengambilannya, dalam posisi up soogi angkat kaki belakang setinggi rata-rata air (kedua kaki tetap rapat) dan lutut ditekuk membentuk sudut 90 derajat kemudian ditendangkan, dilecutkan/snap yang akan memberikan efek kecepatan. Setelah menendang usahakan kaki turun depan untuk pemula. Pengambilan tendangan dari depan, bukan dari samping (kalau diambil dari samping yang terbentuk adalah tendangan sabit dalam pencak silat). Semakin tinggi sasaran tendangan maka kaki depan diangkat semakin tinggi.
b.      Dolyo Chagi
Pada dasarnya sama dengan up chagi, haya saja tendangan diarahkan ke samping dan memotong (bukan keatas). Ketika kaki belakang sudah diangkat, putar tubuh 90 derajat, gunakan kaki satunya untuk bertumpu dan digunakan sebagai poros perputaran kemudian tendangkan. Pergerakan pinggang sangat mempengaruhi sasaran tendangan. Gunakan snap untuk menimbulkan efek kecepatan. Latihan ini juga bisa dilakukan dengan menempel pada tembok untuk membenarkan arah tendangan.
NB: efek snap sangat dibutuhkan dalam setiap tendangan, karena akan menambah kecepatan dan sangat menentukan tendangan berikutnya. Snap bisa dilatih dengan sering melipat-lipat lutut. Posisikan tubuh dalam posisi duduk sinden kemudian angkat pantat naik turun atau dengan posisi berbaring. Angkat kedua kai dan kemudian lakukan tendangan dengan kedua kaki secara bergantian.
Variasi Tendangan
- Iddan
- Nare chagi
- Nario
- Mal badak
- Pekta chagi
- Dolkey
- Yap chagi
- Tio
- Dwirigi
- Dwichagi
 Program latihan berpasangan



1.      Aksi Reaksi
- Berpasangan. Satu orang memegang dua target dan berikan target dengan pancingan. Lakukan sebanyak 3 set dengan 5 repetisi. Variasi tendangan berupa dolyovhagi, cangkul, dan narai cagi dengan berbagai bentuk variasi (iddan, mat badak, pekta chagi, dll). Lakukan secara bergantian.
- Tiga Orang. Satu orang berada di tengah dan 2 orang lainnya di depan dan belakang dengan memegang dua target. Lakukan tendangan dolyo kanan kiri sebanyak 10 set dengan bergantian (semakin cepat semakin baik).
2.      Stamina
Latihan stamina akan sangat berguna saat kita bertanding. Daya tahan berupa kekuatan fisik dan kekuatan nafas. Daya tahan fisik maupun pernapasan meruakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Latihan stamina:
          a.      loncat gawang
peralatan:
1. Paralon yang dibuat seperti gawang dengan ketinggian 30 cm. paralon bias diganti dengan menggunakan tas
2. stopwatch
pelaksanaan:
1. lompatan dengan kedua kaki.
2. lompatan dengan satu kaki
3. lompatan dengan kaki membentuk lambing nazi


          b.      loncat balok
          peralatan:
1. bangku panjang dengan ketinggian 30 cm.
2. stopwatch
pelaksanaan:
1. lompatan dengan kedua kaki
2. lompatan dengan satu kaki
3. lompatan dengan kedua kaki kemudian lompat sekali lagi diatas balok
c. lompat kijang
d. Lari
          Diawali dengan jalan kemudian jogging dan lari sprint.
Jalan sprint
          joging 
3.      Fight  (perkelahian)
-       Gunakan tekhnik yang benar-benar kita kuasai.
-       Pengaturan jarak.
-       Pengaturan dan efektifitas serangan.
-        Ritme gerakan (jump) dan pancingan
-       Konsentrasi pada sasaran
Latihan Kombinasi  :
1. iddan dolyo chago, mundur nare chago, dolyochagi (hijau keatas)
2. step satu dolyochagi (aba2 dan reaksi)
3. step mundur dilyo chagi (aba2 dan reaksi)
4. dolyo chago, dwi chagi
5. step mundur dolyo chago, dwi chagi
6. step mundur dolyo chago, nare chago, dwi chagi
 Di sini diuraikan beberapa program latihan fisik untuk para atlet taekwondo :
1.      Pola makan
Pola makan menentukan kebugaran para atlet. Jam makan harus tepat. Makan malam tidak boleh lebih dari jam 7 malam, karena akan menjadi lemak. Atlet boleh makan hingga 5 kali dalam sehari, toh semua kalori terbakar dengan menjalani olahraga teratur. Jangan lupa untuk mengkonsumsi vitamin c, karena vitamin ini tidak diproduksi oleh tubuh.
2.      Kelincahan
Latihan ini sebaiknya dilakukan secara teratur. Waktunya 6 kali dalam seminggu. Program latihannya dengan melakukan skipping dengan variasi gaya lompatan, standarnya seratus kali tanpa putus lalu istirahat sebentar, lalu lanjutkan lagi.
3.      Kecepatan
Gerak dilatih dengan sprint 100 meter, jangan lupa dihitung time nya. Usahakan ada peningkatan waktu tempuh. Bila hari ini mampu 17 detik, hari berikutnya harus mampu 16 detik, dan seterusnya. Latihan ini akan menunjang speed kamu dalam menendang dan reflek kamu.
4.         Daya tahan otot
Tujuan utama dalam berlatih adalah melatih daya tahan otot, bukan membesarkan otot. Bagi atlet dibawah 17 tahun dilakukan dengan push up, standarnya adalah 25 kali. Lalu istirahat 1 menit, kemudian dilanjutkan 25 kali lagi dan seterusnya. Intinya bukan berapa banyak push up yang kita hasilkan dalam satu hari, tetapi seberapa lama kita istirahat saat melakukan push up yang pertama ke push up yang kedua, ketiga, dst. Percuma kita push up sampai 1000 kali, tapi metodenya dicicil pagi siang, malam. Lebih baik Cuma seratus kali tapi dilakukan dengan 4 kali istirahat dalam waktu 1 menit.
Sit up dan back up pun sama dengan uraian di atas.
Semoga berguna …

Jumat, 03 Agustus 2012



Poomse Tae Geuk
Poomse merupakan intisari gerakan dasar Tae Kwon Do. Poomse terdiri atas 2 kata yaitu Poom dan Se yang berarti rangkain bentuk gerakan. Poomse merupakan pelajaran pokok dalam Tae Kwon Do yang dibagi menjadi dua yaitu : 

1.      Poomse yang belum mencapai tingkatan sabuk hitam yaitu :
      Tae Geuk 1 sampai dengan Tae Guk 8.

2.      Poomse untuk tingkatan sabuk hitam yaitu :
Kor Yo (Dan 1), Keum Gang (Dan 2), Tae Back (Dan 3), Pyon Won (Dan 4), Ship Jin (Dan 4, Dan 5), Ji Tae (Dan 5, Dan 6), Chun Kwon (Dan 6), Han Soo (Dan 7), IL Yeo (Dan 8). 

Dalam mempelajari Tae Geuk harus mengikuti dan mengetahui diagram dan arah gerakannya yang berasal dari simbol-simbol filosofi timur yang disebut Pal Gwe (diagram segi delapan / Pat Kwa / Octagon).

Poomse Tae Geuk adalah poomse dasar dalam Tae Kwon Do. Tae berarti keagungan dan Geuk berarti keabadian, dengan demikian dapat disimpulkan tae geuk tidak berbentuk, tanpa permulaan dan akhir, segala sesuatu berawal dari keagungan dan keabadian. Tae Geuk mengikuti hokum alam ang disebut dengan Teori Ying Yang (Im yang) atau di Korea dikenal dengan nama Um Yang.

 Arti pada setiap tingakatan Tae Geuk Poomse adalah sebagai berikut:

       Tae Geuk 1 :
Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Keon dari Pal Gwe. Melambangkan sesuatu yang besar dan maha agung yang menjadi asal dari segala sesuatu. Keon merupakan permulaan segala sesuatu yang ada di bumi dan menjadi sumber penciptaan serta kekuatan yang berasal dari langit. Langit pula yang memberikan cahaya matahari dan hujan yang membuat segala sesuatu tetap tumbuh dan hidup. Tae Geuk 1 bersifat sederhana namun dilakukan dengan penuh kekuatan dan menampakkan keperkasaan sesuai wataknya. 

Taegeuk Il Jang Diagram, Taekwondo


Tae Geuk 2  :
Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Tae dari Pal Gwe. Melambangkan keteguhan hati dan kelemahlembutan. Dalam Tae batin seseorang tetap teguh namun gayanya tampak lemah lembut mengatasi keadaan dengan senyuman dan kebajikan. Tae Geuk 2 ini harus dilakukan dengan lemah lembut namun penuh kekuatan. 

WTF, Taekwondo,Taegeuk Ee Jang, Lake, Martial Art















Tae Geuk 3 :
Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Ri dari Pal Gwe. Melambangkan matahari dan api yang memberikan cahaya, kehangatan dan harapan. Tae Geuk 3 harus dilakukan dengan penuh semangat dan daya yang variatif.

http://dhanika.files.wordpress.com/2009/02/taegeuk3.jpg?w=510

    Tae Geuk 4 :

Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Jin dari Pal Gwe. Melambangkan guntur dan kilat yang menimbulkan panic dan ketakutan namun langit yang biru dan sinar matahari yang cerah akan muncul kembali. Prinsip ini menyarankan pada kita bahwa dalam menghadapi bahaya dan ketakutan seharusnya kita bersikap tenang dan berani, karena kita yakin bahwa setelah bahaya lewat akan ada masa yang cerah. Tae Geuk 4 ada beberapa gerakan yang sulit dan memerlukan ketenangan serta keseimbangan yang baik saat melaksanakannya. 

WTF, Taekwondo,Taekwondo,  poomsae , sa   jang,taegeuk, World Taekwondo Federation,tae  kwon  do,martial arts,kata, Learning












Tae Geuk 5 :
Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Seon dari Pal Gwe. Melambangkan angina yang pembawaan aslinya halus dan menghembus sepoi-sepoi namun dapat menjadi dasyat seperti badai. Melambangakn sifat kerendahan dan kebaikan hati yang harus dilakukan terus menerus seperti angina yang selalu berhembus. Tae Geuk ini terlihat gerakan yang berulang-ulang, monoton namun sesekali menyentak dengan kuat. 

WTF,World Taekwondo Federation,Taekwondo,Kukkiwon,Korean,Forms,Taegeuk,Tae-kwon-do,tae,kwon,do,map,pattern,poomse,Taekwondo Acedemy, KTA
            Tae Geuk 6   :
 serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gam dari Pal Gwe. Melambangkan air yang merupakan elemen paling fleksibel, bentuknya berubah-ubah namun tidak berubah pada hakekatnya. Yang memberikan pengertian bahwa berbagai kesulitan dan penderitaan yang kita alami dapat diatasi jika kita tetap maju dan berbekal rasa percaya diri yang kuat. 

http://dhanika.files.wordpress.com/2009/02/taegeuk6.jpg?w=510

Tae Geuk 7 :
Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gan dari Pal Gwe. Melambangkan gunung yang menjadi symbol kestabilan karena dianggap tidak pernah bergerak dan puncaknya mengingatkan kita untuk tahu kapan kita harus bertindak dan kapan saatnya berhenti. Mengajarkan agar kita bertindak tidak gegabah. Tae Geuk 7 ini dilakukan dengan penuh ketenangan, namun tetap terlihat kokoh dan mantap.

http://dhanika.files.wordpress.com/2009/02/taegeuk7.jpg?w=510
 Tae Geuk 8 :
Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gon dari Pal Gwe. Melambangkan bumi yang kokoh, kuat dan bertenaga. Bumi merupakan sumber kehidupan dimana segala mahluk hidup dan tumbuh. Bumi dianggap sebagai ciptaan kekuatan dari langit. Tae Geuk 8 merupakan tae geuk terakhir, yang diharapkan dapat memperbaiki dan memperkokoh dasar kita sebelum mencapai tingkatan Dan.

 

PROGRAM   MATERI  LATIHAN TAEKWONDO 
UNTUK GEUP  X  s/d  I




Geup X (Sepuluh) / Sabuk Putih
 



1.Pengenalan tata tertib Taekwondo sebelum mengajarkan materi dasar latihan
Taekwondo:
a.        Sikap Dasar  
b.        Sikap Berdoa
c.         Sikap Hormat
d.        Cara Berpakaian / Menggunakan Sabuk 

2.Dasar Kuda-kuda (Seogi)
a.        Ap Seogi 
b.        Ap Kubi
c.         Dwit Kubi
d.        Juchum Seogi

3.Pukulan Dasar (Jireugi)a.Momtong Jireugi 
b.        Eolgul Jireugi
c.         Arae Jireugi

4.Tangkisan Dasar (Makki)
a.        Momtong An Makki 
b.        Eolgul Makki
c.         Arae Makki
d.        Bakkat Makki

5.Tendangan Dasar (Chagi)
a.        Momtong Ap Chagi          
b.        Momtong Dollyo chagi
c.         Momtong Yop Chagi
d.        Deol Chigi (Bal Chagi / Naeryo Chagi)

6.Step 1-3

7.Rangkaian Gerakan Dasar (Basic 1 – 3

Geup IX (Sembilan) / Sabuk Kuning
 



1. Pemantapan MateriGerakan-gerakan Dasar ditambah Materi Lain dan  Kombinasi Gerakan.

2.  Pemantapan Kuda-kuda

3.   Materi Pukulan (Jireugi) dan Tangkisan (Makki)
a.  Dobion Momtong Jireugi 
b.  Arae Hecheo Makki
c. Sambion Makki

4.   Kombinasi Tangkisan & Pukulan
a.   Arae Makki – Momtong Jireugi 
b.   Momtong An Makki – Momtong Jireugi
c.   Eolgul Makki – Momtong Jireugi
d.   Bakkat Makki – Momtong Jireugi

5.   Materi Tendangan Lanjutan
a. Yop Chagi 
b. Dwi Chagi

6.    Kombinasi Tendangan dan Pukulan / Tangkisan
a.   Momtong Ap Chagi – Momtong Jireugi 
b.  Momtong Ap Chagi – Arae Makki
c.   Momtong Ap Chagi – Eolgul Jireugi
d.   Momtong Ap Chagi – Eolgul Makki

7.  Kombinasi Tendangan
a.  Momtong Ap Chagi – Eolgul Ap Chagi 
b.  Momtong Dollyo Chagi – Eolgul Dollyo Chagi
c.  Momtong Ap Chagi – Momtong Dollyo Chagi
d.  Momtong Dollyo Chagi – Ap Chagi
e.  Momtong Dollyo – Dollyo Chagi
f.  Deol Chigi – Deol Chigi




8.   Latihan Hugo / Target (Kyorugi)
a. Attack: Momtong Dollyo ChagiCounter: One Back Step (mundur) – Dollyo Chagi 
b. Attack: Momtong Dollyo ChagiCounter: Change Step – Dollyo Chagi        
c. Attack: Change StepCounter: Dollyo Chagi

9.   Rangkaian Gerakan Dasar (Basic 3-4)

10.  Poomse TaeGeuk 1 (Il-Jang)

11.Step 2-4




Geup VIII  (Delapan) / Sabuk Kuning Strip Hijau

 



1.   Pemantapan Materi Kuning Ditambah Materi Lanjutan / Tambahan

2.   Pukulan (Jireugi), Tangkisan (Makki) & Tusukan (Chireugi)
a.  Ageum Son Keut Sewo Jireugi 
b.  Pyon Son Keut Sewo Chireugi
c. Batang Son

3. Tendangan (Chagi)
a. Idan Dollyo Chagi 
b. An Ap Hurigi
c. Bakat Ap Hurigi

4.  Kombinasi Tendangan (Chagi), Pukulan (Jireugi) & Tangkisan (Maki)
a.  Arae Makki – Dobion Momtong Jireugi 
b.  Momtong Ap Chagi – Dobion Momtong Jireugi
c.  Momtong Ap Chagi – Momtong An Makki
d.  Momtong Ap Chagi – Eolgul Bakat Makki

5.  Kombinasi Tendangan
a.  Momtong Ap Chagi – Eolgul Ap Chagi 
b.   Momtong Dollyo Chagi – Eolgul Dollyo Chagi
c.   Momtong Ap Chagi – Eolgul Dollyo Chagi
d. Step 1 – Dollyo Chagi
e. Step 2 – Dollyo Chagi
f.   Momtong Dollyo Chagi – Momtong Yop Chagi

6. Step 3 – 5

7.  LatihanHugo/ Target (Kyorugi)
a.  Attack: Idan Dollyo Chagi ChagiCounter: One Back 
    Step (mundur) – Dollyo Chagi 
  b.Attack: One Forward Step (maju)Counter: One Back    
    Step (mundur) – Dollyo Chagi

8. Basic 4 – 5
9.  Poomse Taegeuk 2 (Ye Jang)




Geup VII (Tujuh) / Sabuk Hijau
 



1.Materi Pukulan (Jireugi), Tangkisan (Makki) & Tusukkan (Chireugi)
a.Arae Hecho Makki 
b.Kawi Son Keut Chireugi
c.Sonal Momtong An Makki

2.Kombinasi Tendangan (Chagi), Pukulan (Jireugi) & Tangkisan (Makki)
a.Momtong Ap Chagi – Arae Makki – Momtong Baro Jireugi 
b.Momtong Ap Chagi – Eolgul Makki – Momtong Baro Jireugi
c.Momtong Ap Chagi – Bakat Makki – Momtong Baro Jireugi

3.Tendangan (Chagi)
a.An Ap Hurigi 
b. Bakat Ap Hurigi
c.Dwi Hurigi

4.Kombinasi Tendangan
a.One Step Dwi Chagi 
b. Momtong Dollyo Chagi – Idan Dollyo Chagi
c. Idan Dollyo Chagi – Dollyo Chagi
d. Momtong Dollyo Chagi – Deol Chigi
e.Deol Chigi – Dollyo Chagi
f.Momtong Dollyo Chagi – Dwi Chagi

5.Step 4  6

6.Latihan Hugo / Target (Kyorugi)
a.Attack:Dollyo Chagi   Counter: Change Step – Dollyo Chagi 
b.Attack:Dollyo Chagi   Counter:SlidingBackStep (mundur)–Madbadad  
            DollyoChagi

7.Basic 5 – 6

8. Poomse Taegeuk 3 (Sam Jang)





Geup VI (Enam) / Sabuk Hijau Strip Biru
 



1.  Materi Pukulan (Jireugi), Tangkisan (Makki) & Tusukkan (Chireugi)
a. Sonal Deung Momtong Bakat Makki 
b. Sonal Momtong An Makki
c. Sonal Momtong Bakat Makki

2.  Kombinasi Tendangan (Chagi), Pukulan (Jireugi) & Tangkisan (Makki)
a. Momtong Dollyo Chagi – Sonal Deung Momtong Bakat Makki 
b. Momtong Dollyo Chagi – Momtong Bakat Makki – Momtong Jireugi
c. Momtong Dollyo Chagi – Han Sonal Momtong An Makki
d. Momtong Ap Chagi – Momtong Bakat Makki
e. Momtong Dollyo Chagi – Apem Sonal Mok Chigi

3. Tendangan (Chagi)
a.Idan Ap Hurigi 
b.Yop Hurigi
c.Dwi Hurigi

4. Kombinasi Tendangan
a. Idan Dollyo Chagi – Deol Chigi 
b. Deol Chigi – Idan Dollyo Chagi
c. Momtong Dollyo Chagi – Dwi Chagi
d. I dan Dollyo Chagi – Dollyo Chagi
e. Dwi Chagi – Dollyo Chagi
f.One Step – Dwi Hurigi

5.Step 5 – 7

6.  Latihan Hugo / Target (Kyorugi)
a.Attack:Momtong Dollyo Chagi Counter:Dwi Chagi 
b.Attack: Deol Chigi Counter: Sliding Back Step (mundur) – Madbadad Dollyo Chagi
c.Attack : Idan Ap Hurigi Counter: Ke Samping  45o - Dollyo Chagi

7.Basic 1- 6

8. Poomse Taegeuk 4 (Sah Jang)




Geup V (Lima) / Sabuk Biru
 



1.Materi Pukulan (Jireugi), Tangkisan (Makki) & Tusukkan (Chireugi)
a.Han Sonal Mok Chigi 
b.Apem Sonal Mok Chigi
c.Jebipoom (Sonal) Mok Chigi
d.Hecho Momtong Bakat Maki

2.Kombinasi Tendangan (Chagi), Pukulan (Jireugi) & Tangkisan (Makki)
a.Momtong Dollyo Chagi – Momtong Bakat Makki –       Pyonson Keut SewoChireugi 
b.Momtong ap Chagi – Eolgul Makki – Ageum Son Keut Sewo Jireugi
c.Momtong Yop Chagi – Palkoop Eolgul Pyojhok Chigi

3.Tendangan (Chagi)
a.Yop Hurigi 
b.Nare Chagi
c.Step 4 – Dollyo Chagi

4.Kombinasi Tendangan
a.One Step – Yop Hurigi 
b.Momtong Dollyo Chagi – Yop Hurigi
c.One Step – Nare Chagi
d.Momtong Dollyo Chagi – Nare Chagi
e.Dollyo Chagi – Dwi Hurigif.Step 4 – Dollyo Chagi

5.Step 6 – 8

6.Latihan Hugo / Target (Kyorugi)
a.Attack: Momtong Dollyo Chagi Counter: Step 4 – Dollyo Chagi 
b.Attack: Momtong Dollyo Chagi Counter: Sliding Back Step (mundur) –
Nare Chagi
c.Attack : Momtong Dollyo ChagiCounter: Dwi Hurigi Chagi

7.Basic 1- 6

8.Poomse Taegeug 5 (Oh Jang)